Semua orang pasti mengalami stres dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam
kadar normal, stres bisa bermanfaat untuk kesehatan. Tapi kalau kelamaan
stres maka otak bisa kisut alias mengeriput.
Tapi sayangnya,
kebanyakan orang tidak sadar bahwa kadar stres di dirinya sudah
melampaui batas dan terlalu lama mendiamkan stres. Padahal stres
berlebih bisa membahayakan otak dalam berbagai cara.
Kebanyakan
orang tidak sadar bahwa dirinya tengah stres sampai gejala atau keluhan
di fisik terjadi, seperti sakit kepala atau sakit perut. Stres bahkan
bisa merusak beberapa bagian dari otak.
Berikut beberapa hal yang terjadi di otak ketika seseorang mengalami stres untuk jangka panjang, seperti dilansir Buzzle, Jumat (17/8/2012):
1. Kerusakan sel otak
Saat
stres, otak melepaskan hormon glukokortikoid yang secara bertahap
melemahkan sel-sel otak dan akhirnya membunuh sel-sel tersebut.
Adrenalin pun dilepaskan selama stres, yang membuat orang merasa gelisah
dan bingung. Ketika adrenalin ini tidak dikeluarkan, dapat
mengakibatkan kelebihan produksi glukokortikoid.
2. Melemahkan memori
Peningkatan
glukokortikoid yang berkepanjangan dapat melemahkan memori, dengan
membuat ujung saraf sulit terhubung dengan sel otak baru.
Kondisi
ini juga membuat semakin sulit untuk mengirimkan informasi bolak-balik,
sehingga menyebabkan kehilangan memori jangka pendek. Ini adalah salah
satu alasan yang menginduksi terjadinya demensia dan Alzheimer pada
manusia.
3. Otak menyusut
Stres dapat
menyebabkan wilayah hippocampus menyusut selama beberapa waktu. Kondisi
ini lebih sering terlihat pada korban trauma dan kekerasan. Dengan
menyusutnya otak, membuat sulit bagi orang untuk fokus dan mengingat
fakta-fakta. Hal ini juga mempengaruhi keterampilan motorik dan membuat
orang sulit merencanakan sesuatu.
4. Menjepit saraf
Stres
secara drastis dapat mengurangi sirkulasi darah di otak, sehingga
meningkatkan kemungkinan menderita stroke. Saraf dan pembuluh darah
mulai menyusut atau menjepit bersama-sama, menghalangi pasokan darah,
oksigen dan nutrisi ke otak, menunda kemampuan otak untuk menyembuhkan
dirinya sendiri lebih cepat.
5. Penyebab depresi
Stres
sangat mempengaruhi pelepasan endorfin atau hormon yang membuat orang
merasa bahagia. Hal ini dapat menyebabkan depresi, di mana individu
kehilangan harapan dan menemukan segala sesuatu menjadi sangat sulit
baginya.
Alasan kedua, stres menyebabkan tingkat kortisol
meningkat di otak, yang mempengaruhi metabolisme secara keseluruhan,
sehingga membuat orang depresi cenderung tidak aktif dan kelesuan.
By:Merry Wahyuningsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar